Khazanah Radiografer: Imaging Plate Pada CR (Computed Radiography)

Khazanah Radiografer: Imaging Plate Pada CR (Computed Radiography): 1. Pengertian Imaging Plate (IP) merupakan lembaran yang dapat menangkap dan menyimpan sinar-X, terdiri dari lapisan fosfor dan lapisan...

Imaging Plate Pada CR (Computed Radiography)

1.  Pengertian
Imaging Plate (IP) merupakan lembaran yang dapat menangkap dan menyimpan sinar-X, terdiri dari lapisan fosfor dan lapisan pendukung. IP digunakan dengan cara recording dibaca oleh sinar laser dan dihapus untuk dipakai kembali. Dalam penggunaannya IP berada di dalam kaset datar dengan berbagai ukuran (http://www.soredex.com).
2.  Lapisan
Lapisan IP terdiri dari :
a  Lapisan Pelindung
Lapisan ini berfungsi untuk melindungi IP dari benturan (Ballinger, 2003), kerusakan saat proses handling dan transfer seperti goresan, kontraksi, pecah akibat temperatur dan kelembaban (http://www.soredex.com).
b  Lapisan Fosfor
Lapisan yang paling aktif dalam IP. Lapisan fosfor IP adalah lapisan kristal Europium-doped Barium Fluorohalide (BaFX;Eu2+) atau Photostimulable Phospor. Saat menumbuk kristal ini, BaFX;Eu2+ berubah menjadi bentuk semistabil. Distribusi molekul semistabil ini membentuk gambar laten (Ballinger, 2003). Standar resolusi spatial dari IP kira-kira 2,5 lp/mm yang terdiri dari 150 nm lapisan BaFX;Eu2+ (Greene, 1992).
c  Lapisan Penyokong
Lapisan penyokong adalah lapisan dasar yang melapisi lapisan lain yang terbuat dari poliester (Ballinger, 2003).
d  Lapisan Konduktor
Lapisan konduktor berfungsi mengeliminasi masalah-masalah elektrostatik dan menyerap cahaya untuk meningkatkan ketajaman (Ballinger, 2003).
e  Lapisan Pelindung Cahaya
Lapisan ini berfungsi untuk mencegah cahaya masuk saat proses penghapusan data dari IP, kebocoran, dan menurunkan resolusi spasial (Ballinger, 2003).
Gambar 1 : Lapisan pada Imaging Plate : a. Lapisan pelindung; b. Lapisan fosfor; c. Lapisan penyokong; d. Lapisan konduktor; e. Lapisan pelindung cahaya
3.  Peran Imaging Plate dan Kaset CR
IP mempunyai peran yang sama seperti intensifying screen dan ditempatkan pada kaset yang mirip dengan kaset radiografi konvensional. Sensitifitas IP kira-kira sama dengan kombinasi film-screen yang memiliki speed 200 (Bushong, 2001).
Pada proses loading dan unloading IP, pada CR reader harus diminyaki dan dibersihkan dengan rutin. IP harus dijaga dari kotoran dan debu untuk menghindari artefak pada gambar akhir yang dapat mengganggu gambaran patologi. IP harus diperiksa dari kerutan atau retakan setiap bulannya. Karena goresan, kerutan atau retakan dapat menyebabkan artefak pada gambar yang dapat menimbulkan gambaran seperti patologi, misalnya gambaran fraktur maupun pnemothorak (Papp, 2006).
Kaset terdiri dari bingkai yang terbuat dari Aluminium atau baja dan dilengkapi tube side dari serat karbon. Bagian belakang kaset merupakan lapisan tipis dari timah hitam untuk menyerap radiasi hambur. Fungsi utama dari kaset adalah untuk melindungi IP, bukan untuk mengontrol cahaya. Label barcode terdiri dari angka-angka yang menunjukkan identitas kaset, yang memudahkan untuk mencocokan tiap kaset dengan identitas pasien dan pemeriksaan serta informasi positioning (Ballinger, 2003).
Gambar 2 : Imaging Plate dan kaset CR


Imaging Plate Reader Pada CR (Computed Radiography)

Imaging Plate Reader (IP Reader) adalah komponen penting lain dari control akuisisi gambar. IP Reader mengubah continuous analog information (gambaran laten) pada IP menjadi format digital (Ballinger, 2003).
 
Gambar IP Reader “Digora PCT Scanner Soredex” (http://www.soredex.com)

Pembacaan gambar laten yang tersimpan dalam IP dilakukan oleh laser optoelectronik helium neon (He-Ne), 632,8 nm yang terdapat dalam IP reader (Greene, 1992). Kecepatan eksposi laser sekitar 14 mikrosekon per pixel (10 pixel/mm), sehingga waktu total untuk scan gambar adalah 1 menit. Emisi cahaya (309 nm) dari IP dikumpulkan optic fiber dan ditransfer ke photo multiplier tube (PMT) (Huang, 1999), yang sensitive terhadap cahaya biru (Carlton, 2001).
PMT mengubah cahaya tampak ke dalam bentuk sinyal analog. Sinyal analog tersebut diubah dalam bentuk digital sebelum ditampilkan di komputer oleh Analog Digital Converter (ADC) (Carlton, 2001).
Gambar laten yang tersimpan dalam IP dapat disimpan dalam waktu yang agak lama setelah dieksposi. Emisi cahaya dari gambar laten menurun sebanyak 25% setelah 8 jam. Setelah IP discan untuk memperoleh gambar, maka gambar laten dapat dihapus dengan mengeksposi IP dengan cahaya tampak dalam jumlah yang besar untuk penggunaan selanjutnya. Untuk meminimalisasi fenomena noise, IP harus segera dihapus setelah dieksposi (Greene, 1992).


Sistem Pengolahan Citra Pada CR (Computed Radiography)

1.  Pembacaan Bayangan Pada Imaging Plate (IP)
IP dieksposi dengan sinar-X, maka akan menghasilkan gambar laten pada IP. IP yang telah dieksposi ini dimasukkan dalam slot pada IP reader device yang akan memindahkan IP. IP kemudian discan dengan helium-neon laser (emisi cahaya merah dengan panjang gelombang 633 nm) sehingga kristal pada IP menghasilkan cahaya biru-violet (panjang gelombang 390-400 nm). Cahaya ini kemudian dideteksi oleh photosensor dan dikirim melalui analog digital converter (ADC) ke komputer untuk diproses. Setelah gambar diperoleh, IP ditransfer ke bagian lain dari IP reader device untuk menghapus sisa-sisa gambar agar IP dapat digunakan kembali (Papp, 2006).
 
Gambar 1 : Proses pembacaan gambar di dalam IP reader

2.  Tampilan Gambar Pada Computed Radiography (CR)
Tampilan citra pada dasarnya merupakan hasil respon frekuensi spasial dan proses gradasi. Respon frekuensi spasial mengontrol kontras antara dua struktur pada densitas yang berbeda. Proses gradasi mengontrol range densitas yang digunakan untuk menampilkan struktur pada gambar, ini sama dengan windows setting yang digunakan pada tampilan Computed Tomography (CT Scan). Dua karakteristik yang berbeda, kontras dan densitas dioptimalkan dengan digital image processor untuk bagian anatomi spesifik yang dipelajari (Ballinger, 2003).
Jika gambar ditampilkan dalam monitor, maka karakteristik gambar dapat diatur (dimagnifikasi, dirotasi, dibalik) oleh pengguna untuk mendapat hasil yang terbaik (Ballinger, 2003). Fungsi ini dilakukan oleh komponen yang disebut workstation. Workstation terdiri dari konsul komputer di mana gambar dapat dimanipulasi setelah data dimasukkan dalam memori komputer. Fungsi workstation antara lain (Papp, 2006) :
a. Meningkatkan gradasi atau kontras gambar.
b. Meningkatkan frekuensi spasial (recorded detail). Pengaturan ini dapat meningkatkan resolusi spasial atas meningkatnya noise dan artefak.
c. Mengeliminasi pixel-pexel hitam dan putih yang memiliki kontribusi kecil terhadap informasi diagnostik.
d. Subtraksi gambar dengan menghapus struktur tulang atau mengurangi efek hamburan untuk meningkatkan kontras gambar.
e. Magnifikasi gambar.
f. Menampakkan daerah Region of Intereset (ROI).
g. Sebagai analisa statistik, yang menghitung area permukaan dan mengestimasi volume atau mengubah densitas gambar.
h. Subtraksi energi pada radiografi thoraks dengan mengurangi struktur tulang untuk mendapatkan gambaran paru dan jaringan lunak.
Karena gambar CR dalam bentuk digital, maka gambar primer yang dihasilkan dapat dimanipulasi untuk menekan fitur-fitur yang bervariasi untuk menampakkan struktur yang lebih spesifik. Gambar yang ditampilkan atau dicetak sedapat mungkin sesuai dengan ukuran yang sebenarnya (Greene, 1992).
3.  Pencetakan Gambar
Ada beberapa istilah untuk menyebutkan alat ini, antara lain laser imager, film processor, image recorder, dan laser printer. Merupakan alat pengolah gambar dan memprosesnya di atas film. Laser printer dilengkapi dengan multi formater main features yang memungkinkan untuk memformat gambar dan mengolah gambar lebih tajam dan fungsi-fungsi yang terus berkembang. Dapat juga mengolah radiograf dengan kecepatan tinggi dan kualitas yang bagus serta stabil (http://www.soredex.com).
Film yang digunakan adalah photothermographic yang tidak menggunakan butiran perak halida, namun butiran perak behenate (AgC22H43O2). Film yang telah dieksposi kemudian discan dengan laser. Setelah dilaser, film dipanaskan pada temperatur 1200 C selama 24 detik untuk memproses gambar (Papp, 2006).
 
Gambar 2 : Laser Printer Dry Pix 7000 Fuji (http://www.fujifilm.com)

Referensi :
  • Ballinger, Philip W. dan Eugene D. Frank. 2003. Merrill’s Atlas of Radiographic Positions and Radiologic Prosedures, Tenth Edition, Volume Three. Saint Louis : Mosby.
  • Bushong, Steward C. 2001. Radiologic Science for Technologists, Physics, Biology and Protection. Saint Louis : Mosby.
  • Carlton, Richard R. dan Arlene M. Adler. 2001. Principles of Radiographic Imaging : An Art and Science. USA: Thomson Learning.
  • Greene, E. Reginald dan Jorg Wilhelm Oestmann. 1992. Computed Digital Radiography in Clinical Practice. New York : Thieme Medical Publishers.
  • http://www.soredex.com
  • Papp, Jeffrey. 2006. Quality Management in The Imaging Science, Thrid Edition. Saint Louis : Mosby.

Khazanah Radiografer: Pengantar Radiologi

Khazanah Radiografer: Pengantar Radiologi: Radiologi adalah cabang atau spesialisasi k...

Khazanah Radiografer: Dasar-Dasar Pesawat Panoramik

Khazanah Radiografer: Dasar-Dasar Pesawat Panoramik: 1. Pengertian Istilah Panoramik (Langland, 1989) Pengertian panoramik biasanya disebut juga Orthopantomografi atau Rotografi. Secara...

Pengantar Radiologi

Radiologi adalah cabang atau spesialisasi kedokteran yang berhubungan dengan studi dan penerapan teknologi pencitraan seperti x-ray dan radiasi untuk mendiagnosa dan mengobati penyakit.
Ahli radiologi langsung sebuah array dari teknologi pencitraan (seperti USG, computed tomography (CT), kedokteran nuklir, tomografi emisi positron (PET) dan pencitraan resonansi magnetik (MRI)) untuk mendiagnosa atau mengobati penyakit. Radiologi intervensi adalah kinerja (biasanya minimal invasif) prosedur medis dengan bimbingan teknologi pencitraan. Akuisisi pencitraan medis biasanya dilakukan oleh ahli radiografi atau teknolog radiologis.
Modalitas pencitraan berikut digunakan dalam bidang radiologi diagnostik:

Proyeksi (polos) radiografi

Radiografi (atau Roentgenographs, dinamai penemu sinar-X, Wilhelm Conrad Röntgen) yang diproduksi oleh transmisi X-Rays melalui pasien ke perangkat menangkap kemudian diubah menjadi gambar untuk diagnosis. Pencitraan asli dan masih sering memproduksi film diresapi perak. Dalam Film - Layar radiografi tabung x-ray menghasilkan sinar x-ray yang bertujuan untuk pasien. X-sinar yang melewati pasien disaring untuk mengurangi tersebar dan kebisingan dan kemudian menyerang sebuah film yang belum dikembangkan, memegang erat-erat ke layar fosfor memancarkan cahaya dalam sebuah kaset cahaya-ketat. Film ini kemudian dikembangkan kimia dan gambar muncul di film. Sekarang menggantikan Film radiografi-Screen Digital Radiografi, DR, di mana x-ray mogok sepiring sensor yang kemudian mengubah sinyal yang dihasilkan menjadi informasi digital dan sebuah gambar pada layar komputer.
Radiografi polos adalah modalitas pencitraan hanya tersedia selama 50 tahun pertama radiologi. Hal ini masih studi pertama memerintahkan dalam evaluasi paru-paru, jantung dan tulang karena lebar kecepatan, ketersediaan dan biaya relatif rendah.

Fluoroskopi

Fluoroskopi dan angiografi adalah aplikasi khusus pencitraan X-ray, di mana layar fluorescent dan intensifier gambar tabung dihubungkan ke sistem televisi sirkuit tertutup. Hal ini memungkinkan real-time pencitraan struktur dalam gerakan atau ditambah dengan agen radiocontrast. Agen radiocontrast yang diberikan, sering ditelan atau disuntikkan ke tubuh pasien, untuk menggambarkan anatomi dan fungsi pembuluh darah, sistem Genitourinary atau saluran pencernaan. Dua radiocontrasts saat ini digunakan. Barium (sebagai Baso 4) dapat diberikan secara lisan atau dubur untuk evaluasi dari saluran GI. Yodium, dalam bentuk kepemilikan beberapa, dapat diberikan melalui oral, rektal, rute intraarterial atau intravena. Para agen radiocontrast kuat menyerap atau menyebarkan radiasi sinar-X, dan dalam hubungannya dengan pencitraan real-time memungkinkan demonstrasi proses dinamis, seperti peristaltik di saluran pencernaan atau aliran darah dalam arteri dan vena. Yodium kontras mungkin juga terkonsentrasi di daerah abnormal lebih atau kurang dari pada jaringan normal dan membuat kelainan (tumor, kista, radang) lebih mencolok. Selain itu, dalam keadaan tertentu udara dapat digunakan sebagai agen kontras untuk sistem pencernaan dan karbon dioksida dapat digunakan sebagai agen kontras dalam sistem vena, dalam kasus ini, agen kontras melemahkan radiasi sinar-X kurang dari jaringan sekitarnya .

CT scan

Pencitraan CT menggunakan X-ray dalam hubungannya dengan algoritma komputasi untuk citra tubuh. Dalam CT, sebuah tabung sinar-X menghasilkan berlawanan detektor sinar-X (atau detektor) dalam alat berbentuk cincin berputar di sekitar pasien menghasilkan sebuah komputer yang dihasilkan penampang gambar (tomogram). CT diperoleh pada bidang aksial, sedangkan gambar koronal dan sagital dapat diberikan oleh rekonstruksi komputer. Agen radiocontrast sering digunakan dengan CT untuk deliniasi ditingkatkan anatomi. Meskipun radiografi memberikan resolusi spasial lebih tinggi, CT dapat mendeteksi variasi lebih halus dalam redaman sinar-X. CT menghadapkan pasien untuk radiasi pengion lebih dari sebuah radiograf. Spiral Multi-detektor CT menggunakan detektor 8,16 atau 64 selama terus bergerak pasien melalui berkas radiasi untuk mendapatkan gambar yang lebih halus banyak detail dalam waktu yang lebih pendek ujian. Dengan administrasi yang cepat kontras IV selama CT scan gambar-gambar detail halus dapat direkonstruksi menjadi gambar 3D arteri karotis, otak dan koroner, CTA, CT angiografi. CT scan telah menjadi uji pilihan dalam mendiagnosis beberapa kondisi mendesak dan muncul seperti pendarahan otak, emboli paru (penyumbatan dalam arteri paru-paru), diseksi aorta (robeknya dinding aorta), radang usus buntu, divertikulitis, dan batu ginjal menghalangi . Melanjutkan perbaikan dalam teknologi CT termasuk kali pemindaian lebih cepat dan resolusi ditingkatkan telah secara dramatis meningkatkan keakuratan dan kegunaan CT scan dan akibatnya meningkatkan pemanfaatan dalam diagnosis medis.
Yang komersial pertama CT scanner ditemukan oleh Sir Godfrey Hounsfield di EMI Pusat Penelitian Labs, Inggris pada tahun 1972. EMI memiliki hak distribusi ke The Beatles musik dan itu keuntungan mereka yang mendanai penelitian. Sir Hounsfield dan Alan McLeod McCormick berbagi Penghargaan Nobel untuk Kedokteran pada tahun 1979 untuk penemuan CT scan. CT scanner yang pertama di Amerika Utara dipasang di Klinik Mayo di Rochester, MN pada tahun 1972.

USG

Medis ultrasonografi menggunakan USG (frekuensi tinggi gelombang suara) untuk memvisualisasikan struktur jaringan lunak dalam tubuh secara real time. Tidak ada radiasi pengion yang terlibat, tetapi kualitas gambar yang diperoleh dengan menggunakan USG sangat tergantung pada keterampilan orang (ultrasonographer) melakukan ujian. USG juga dibatasi oleh ketidakmampuan untuk foto melalui udara (paru-paru, usus loop) atau tulang. Penggunaan USG dalam pencitraan medis telah mengembangkan sebagian besar dalam 30 tahun terakhir. Gambar USG pertama statis dan dua dimensi (2D), tapi dengan zaman modern rekonstruksi 3D ultrasonografi dapat diamati secara real-time; efektif menjadi 4D.
Karena USG tidak menggunakan radiasi pengion, tidak seperti radiografi, CT scan, dan teknik kedokteran nuklir imaging, umumnya dianggap lebih aman. Untuk alasan ini, modalitas ini memainkan peran penting dalam pencitraan kandungan. Anatomi perkembangan janin dapat dievaluasi secara menyeluruh memungkinkan diagnosis dini banyak anomali janin. Pertumbuhan dapat dinilai dari waktu ke waktu, penting pada pasien dengan penyakit kronis atau kehamilan akibat penyakit, dan pada kehamilan multipel (kembar, kembar tiga dll). Warna-Flow Doppler USG mengukur keparahan penyakit pembuluh darah perifer dan digunakan oleh Kardiologi untuk evaluasi dinamis jantung, katup jantung dan pembuluh besar. Stenosis dari arteri karotid bisa pertanda infark otak (stroke). DVT pada kaki dapat ditemukan melalui USG sebelum terhalau dan perjalanan ke paru-paru (emboli paru), yang bisa berakibat fatal jika tidak diobati. USG berguna untuk gambar-dipandu intervensi seperti biopsi dan drainase seperti Thoracentesis). Kecil perangkat ultrasound portabel sekarang ganti peritoneal lavage di triage korban trauma dengan langsung menilai keberadaan perdarahan di peritoneum dan integritas jeroan utama termasuk limpa, hati dan ginjal. Hemoperitoneum ekstensif (perdarahan di dalam rongga tubuh) atau cedera pada organ utama mungkin memerlukan eksplorasi bedah muncul dan perbaikan.

MRI (Magnetic Resonance Imaging)

MRI menggunakan medan magnet yang kuat untuk menyelaraskan inti atom (biasanya proton hidrogen) di dalam jaringan tubuh, kemudian menggunakan sinyal radio untuk mengganggu sumbu rotasi inti ini dan mengamati sinyal frekuensi radio yang dihasilkan sebagai inti kembali ke negara awal mereka ditambah semua sekitarnya daerah. Sinyal radio yang dikumpulkan oleh antena kecil, yang disebut gulungan, ditempatkan di dekat daerah tertentu. Keuntungan dari MRI adalah kemampuannya untuk menghasilkan gambar di aksial, koronal, sagital pesawat miring dan beberapa dengan mudah sama. MRI scan memberikan kontras jaringan lunak terbaik dari semua modalitas pencitraan. Dengan kemajuan dalam pemindaian kecepatan dan resolusi spasial, dan perbaikan dalam algoritma 3D komputer dan perangkat keras, MRI telah menjadi alat dalam radiologi muskuloskeletal dan neuroradiology.
Salah satu kelemahan adalah bahwa pasien harus terus diam selama jangka waktu yang lama dalam ruang, bising sempit sedangkan imaging dilakukan. Claustrophobia cukup parah untuk mengakhiri ujian MRI dilaporkan dalam sampai 5% pasien. Perbaikan terbaru dalam desain magnet, termasuk bidang magnet yang lebih kuat (3 teslas), ujian kali memperpendek, lebih luas, membosankan magnet lebih pendek dan desain magnet lebih terbuka, telah membawa beberapa bantuan untuk pasien sesak napas. Namun, dalam kekuatan medan magnet yang sama sering ada trade-off antara kualitas gambar dan desain terbuka. MRI memiliki manfaat besar dalam pencitraan otak, tulang belakang, dan sistem muskuloskeletal. Modalitas saat ini kontraindikasi untuk pasien dengan alat pacu jantung, implan koklea, beberapa pompa obat berdiamnya, jenis tertentu dari klip aneurisma serebral, fragmen logam di mata dan beberapa perangkat keras metalik karena medan magnet kuat dan kuat sinyal radio berfluktuasi tubuh terkena . Wilayah kemajuan potensial termasuk pencitraan fungsional, MRI jantung, serta MR terapi gambar dipandu.

Kedokteran Nuklir

Pencitraan kedokteran nuklir melibatkan administrasi ke pasien radiofarmasi terdiri dari zat dengan afinitas untuk jaringan tubuh tertentu diberi label dengan perunut radioaktif. Para pelacak yang paling umum digunakan adalah Technetium-99m, Yodium-123, Iodine-131, Gallium-67 dan Thallium-201. Jantung, paru-paru, tiroid, hati, kandung empedu, dan tulang umumnya dievaluasi untuk kondisi tertentu menggunakan teknik ini. Sementara detail anatomi terbatas dalam studi ini, kedokteran nuklir ini berguna dalam menampilkan fungsi fisiologis. Fungsi ekskretoris pada ginjal, kemampuan berkonsentrasi yodium dari aliran, tiroid darah ke otot jantung, dll dapat diukur. Perangkat pencitraan utama adalah kamera gamma yang mendeteksi radiasi yang dipancarkan oleh pelacak dalam tubuh dan menampilkannya sebagai gambar. Dengan pemrosesan komputer, informasi yang dapat ditampilkan sebagai aksial, gambar koronal dan sagital (SPECT gambar, tunggal emisi photon computed tomography). Dalam perangkat yang paling modern Kedokteran Nuklir gambar dapat menyatu dengan CT scan diambil kuasi-secara bersamaan sehingga informasi fisiologis dapat dilakukan overlay atau co-terdaftar dengan struktur anatomis untuk meningkatkan akurasi diagnostik.
PET, (positron emission tomography), pemindaian juga berada di bawah "kedokteran nuklir." Dalam PET scan, zat biologis aktif radioaktif, paling sering Fluorin-18 fluorodeoxyglucose, disuntikkan ke pasien dan radiasi yang dipancarkan oleh pasien terdeteksi untuk menghasilkan multi-planar gambar tubuh. Jaringan lebih aktif metabolisme, seperti kanker, zat aktif berkonsentrasi lebih dari jaringan normal. PET gambar dapat dikombinasikan dengan gambar CT untuk meningkatkan akurasi diagnostik.
Aplikasi kedokteran nuklir dapat mencakup pemindaian tulang yang secara tradisional memiliki peran yang kuat dalam work-up/staging kanker. Pencitraan perfusi miokard adalah ujian penyaringan sensitif dan spesifik untuk iskemia miokard reversibel. Molekuler Imaging adalah perbatasan yang baru dan menarik dalam bidang ini.

Dasar-Dasar Pesawat Panoramik

1. Pengertian Istilah Panoramik (Langland, 1989)
Pengertian panoramik biasanya disebut juga Orthopantomografi atau Rotografi. Secara etimologis orthopantomografi berasal dari kata :
- Ortho berasal dari bahasa Yunani yang berarti normal atau lurus.
- Pan berasal dari bahasa Inggris yang berarti menyeluruh.
- Tomos berasal dari bahasa Yunani berarti potongan atau irisan.
- Graphic berasal dari bahasa Yunani berarti gambaran atau catatan.
Jadi dari asal kata tersebut dapat disimpulkan bahwa orthopantomografi (OPG) berarti pemeriksaan radiologis dari gigi beserta rahangnya yang berbentuk melengkung sehingga terlihat gambaran yang lurus dari film dengan menggunakan prinsip tomografi.

2. Komponen Pesawat Panoramik (Whaites, 1997)
Jenis rancangan pesawat panoramik berbeda satu dengan yang lain tetapi semua pada dasarnya terdiri dari tiga komponen pokok, yaitu :
  • Tube head sinar-X
Tube head menghasilkan berkas sinar-X yang sempit dengan penyudutan ke arah atas kira-kira 80 dari bidang horizontal.
  • Kaset film dan kaset carriage (tempat kaset)
Tempat kaset terbuat perisai tembaga, dihubungkan dengan tube head sehingga dapat bergerak saling berlawanan arah selama eksposi. Hal ini menghasilkan pergerakan tomografi yang singkron pada bidang vertikal.
Kaset yang digunakan adalah kaset tipis yang fleksibel atau kaset yang kaku dengan dilengkapi screen, biasanya ukuran kaset 5 x 12 inchi atau 6 x 12 inchi (Langland, 1989).
 
Gambar : Kaset fleksibel panoramik berisi intensifying screen
  • Peralatan untuk memposisikan pasien termasuk light beam marker
Hand grips digunakan untuk pegangan tangan pasien dan untuk mengurangi pergerakan pasien pada pesawat panoramik posisi berdiri (stand up unit). Wheel chair digunakan untuk tempat duduk pasien yang dapat diputar untuk memudahkan penataan posisi pada pesawat panoramik posisi duduk (sit down unit). Light beam marker (sinar penanda) digunakan untuk membantu memposisikan pasien jika pasien menghadap ke dinding. Bite block digunakan untuk mengganjal gigi agar insisivus sentral atas dan bawah pada posisi “ujung dengan ujung” sehingga dapat menghindari superposisi. Penopang dagu digunakan untuk meletakkan dagu pasien agar tidak bergerak (Langland, 1989).
 
Gambar : Pesawat panoramik XTROPAN 2000
Keterangan : A. Tube head sinar-X; B. Penyangga dan fiksasi kepala; C. Tempat kaset; D. Kontrol panel.

3. Prinsip Kerja
Prinsip kerja pesawat panoramik menggunakan tiga pusat putaran. Hasilnya sangat memuaskan karena dapat mengatasi masalah-masalah yang ada sebelumnya yaitu terjadi banyak superposisi pada gigi bagian posterior. Pada pesawat ini pasien dalam keadaan diam, sumber sinar-X dan film berputar mengelilingi pasien, gerakan kurva film kaset berputar pada sumbunya dan bergerak mengelilingi pasien. Sumber sinar-X dan tempat kaset bergerak bersamaan dan berlawanan satu sama lain. Celah sempit pada tabung mengeluarkan sinar yang menembus dagu pasien mengenai film yang berputar berturut-turut pada tiga sumbu rotasi, satu sumbu konsentris untuk region anterior pada rahang (tepatnya di sebelah incisivus pada region premolar). Dan dua sumbu rotasi eksentris untuk bagian samping rahang (tepatnya di belakang molar tiga kiri dan kanan (Langland, 1989).
 
Gambar : Prinsip kerja pesawat panoramik (Langland, 1989)

Referensi :
- Langland, Olaf E. 1989. Panoramic Radiology, Second Edition. Philadelphia : Lea and Febiger.
- Whaites, Eric. 1997. Essentials of Dental Radiography and Radiology, Reprinted Second Edition. New York : Churchill Livingstone.

Kriteria Radiografi Panoramik

Menurut Bontrager (2001), struktur anatomi yang harus tampak pada radiografi panoramik antara lain gigi geligi, mandibula, temporomandibular joints (TMJs), nasal fossae, sinus maksila, arkus zygomatikum, maksila, dan bagian vertebra servikal.
Mandibula tampak tanpa rotasi atau penyudutan yang diindikasikan dengan TMJ pada bidang horisontal yang sama pada gambaran, ramus dan gigi belakang magnifikasinya sama pada setiap sisi gambar, gigi depan dan belakang tampak secara tajam dengan magnifikasi yang sama. Selain itu, posisi pasien yang tepat yang diindikasikan dengan simpisis mandibula terproyeksi secara lurus di bawah mandibular angles, mandibula berbentuk lengkung, bidang oklusal sejajar dengan sumbu panjang pada gambaran, gigi atas dan bawah terletak rapi dan terpisah tanpa superposisi, vertebra servikal tampak tanpa superposisi pada TMJ (Bontrager, 2001).
Densitas mandibula dan gigi geligi sama dalam gambaran. Tidak ada densitas hilang yang jelas tergambar di tengah. Tidak ada artefak yang bertumpukan pada gambaran (Bontrager, 2001).
 
Gambar : Struktur anatomi radiografi panoramik (Bontrager, 2001)

Keterangan : A. Fossa nasal; B. Sinus maksila; C. Arkus zygomatik; D. Kondil; E. Mandibular notch; F. Prosesus koronoid; G. Angle (gonion); H. Ramus; I. Bidang oklusal; J. Body; K. Simpisis.

Bayangan anatomi normal yang tampak pada radiografi panoramik bervariasi antara pesawat panoramik yang satu dengan yang lain, tetapi secara umum dibagi menjadi 2 yaitu bayangan asli atau nyata dan bayangan artefak (Whaites, 1997).
  • Bayangan asli atau nyata
- Bayangan jaringan keras (hard tissue)
Yaitu gigi geligi, mandibula, maksila, hard palate, prosesus styloid, tulang hyoid, septum nasal dan konka, lingkaran orbita, dan dasar kepala.
 
Gambar : Bayangan hard tissues pada radiografi panoramik (Whaites, 1997)

Keterangan : A. Septum nasal; B. Tengah dan bawah turninates; C. Garis orbita; D. Hard palate; E. Permukaan antrum; F. Permukaan antrum; G. MAE; H. Prosesus styloid; I. Hyoid; J. Plastik kepala pendukung.

- Bayangan jaringan lunak
Yaitu lobus telinga, kartilago nasal, soft palate, punggung lidah, bibir, pipi, dan lipatan nasolabial.
 
Gambar 12. Bayangan soft tissues pada radiografi panoramik (Whaites, 1997)

Keterangan : A. Kartilago nasal; B. Lobus telinga; C. Soft palate; D. Punggung lidah; E. Orofaring; F. Lipatan nasolabial; G. Mulut.

- Bayangan udara (mulut dan orofaring).
  • Bayangan artefak
Yaitu vertebra servikal, body, angle dan ramus sisi samping mandibula, serta palate.
 
Gambar : Bayangan artefak pada radiografi panoramik (Whaites, 1997)
Keterangan : A. Palate; B. Mandibula; C. Vertebra Servikal.

Menurut Carver (2006), kriteria untuk penilaian kualitas gambar suatu radiograf panoramik antara lain :

- Semua mandibula termasuk simpisis mental bawah dan kondilus atas tampak. Hard palate dan bagian bawah sinus maksila tampak.
- Susunan gigi tampak pada garis horison.
- Bite rod tampak di pusat antara insisivus atas dan bawah yang dipisahkan oleh bidang oklusal gigi.
- Semua gigi tampak tajam.
- Struktur servikal tampak kabur di bagian depan yang superposisi dengan bayangan insisivus. Bayangan vertebra servikal terlihat tajam di kedua sisi samping dari gambaran, terbebas dari daerah yang akan diperiksa.
- Garis tepi mandibula tampak berlanjut dan tidak terputus.

Referensi :
- Bontrager, Kenneth L. 2001. Textbook of Radiographic Positioning and Related Anatomy. Fifth Edition. Saint Louis : Mosby.
- Carver, Elizabeth dan Barry Carver. 2006. Medical Imaging, Techniques, Reflection and Evaluation. New York : Churchill Livingstone.
- Whaites, Eric. 1997. Essentials of Dental Radiography and Radiology, Reprinted Second Edition. New York : Churchill Livingstone.

POSISI METHODE JUDET UNTUK PEMERIKSAAN FRAKTUR ACETABULUM (TRAUMA PELVIS)

Pasien yang datang ke IRD radiologi  sering mengalami fraktur pada daerah acetabulum, os ilium, sympisis pubis.  Judet method merupakan salah satu teknik radiografi yang digunakan untuk pemeriksaan trauma pelvis. Pasien yang datang ke radiologi biasanya mengalami multiple trauma dan setelah dilakukan pemeriksaan radiografi konvensional biasanya dilanjutkan dengan USG FAST dan CT Abdomen dengan kontras.
Patologi yang diperlihatkan : Judet Method merupakan teknik radiografi untuk mengevaluasi fraktur di daerah acetabulum dan dislokasi HIP joint. Dan dilakukan oblik kanan dan kiri dengan titik tengah di upside  (obturator view) dan downside (Iliac view) acetabulum tergantung anatomi yang akan diperlihatkan.
Faktor Teknik : Kaset yang dipergunakan 24 x 30 cm (bontrager,2001) di Emergensi Radiologi RS Hasan Sadikin memakai ukuran 35 x 43 cm. Memakai lysolm atau moving grid. Proteksi radiasi sesuaikan dengan obyek yang difoto.
Posisi Pasien : Posisi Posterior Oblik
Dengan pasien semisupine, dan kepala di berikan bantal dan diposisikan side up  atau down (oblik mendekati atau menjauhi obyek yang diperiksa), tergantung anatomi yang akan diperlihatkan.
Gambar 1 LPO Sentrasi di sebelah kanan Upside Acetabulum 

Gambar 2. RPO Sentrasi di sebelah kanan Downside Acetabulum 

Posisi pasien :
·         Pasien diatur oblik posterior 45 °, kedua pelvis dan thorax diatur 45 ° dari meja pemeriksaan, diganjal dengan baji spon.( spon berbentuk baji).
·         Head femur dan acetabulum diatur pada tengah meja atau kaset.
·         Garis Tengah kaset secara longitudinal atau CR (central ray) setinggi head femur
Kolimasi : Kolimasi pada keempat sisi anatomi yang diperiksa
Eksposi  : pada saat tahan nafas.
                                Gambar. 3 RPO Downside
Kriteria Radiografi :
·         Struktur yang diperlihatkan : pada saat downside acetabulum (oblik mendekati obyek yang difoto), tampak sisi anterior acetabulum dan columna posterior ilioischial . Iliac wing juga tampak dengan baik .(gambar.3) Pada saat upside acetabulum (oblik menjauhi obyek yang difoto) tampak sisi posterior acetabulum dan columna anterior iliopubic . foramen obturator juga tampak .(gambar .4)
                          Gambar. 4 LPO Upside
·         Posisi : derajat oblik sebenarnya dibuktikan oleh terbukanya dan keseragaman hip joint space pada sisi acetabulum dan head femoral. Foramen obturator seharusnya terbuka jika obliknya betul  pada upside oblik. Dan tampak tertutup pada downside oblik.
                Gambar . 5 RPO Downside Acetabulum
                Gambar.6 LPO Upside Acetabulum
·         Kolimasi dan CR : Acetabulum harus diatur ditengah pada IR (kaset) dan pada lapangan penyinaran. Pada keempat sisi kolimasi harus diatur pada obyek yang difoto sehingga dapat mengurangi dosis radiasi terhadap pasien dan radiasi hambur dan dapat mengoptimalkan kontras.
·         Kriteria Eksposi : Optimal eksposi harus dapat memperlihatkan batas tulang dan trabekular marking daerah head femoral dan acetabulum. Marking harus terlihat tajam dan tanpa ada indikasi pergerakan obyek.

Pustaka :

Bontrager Kenneth L, 2001, Textbook o Radiographic Positioning and Related Anatomy, Fifth Edition, Mosby, A Harcourt Health Company St. Louis Philadelphia.

X Ray Film



Pengantar x-ray film



PENDAHULUAN Film fotografi dapat terkena langsung sinar-X namun sensitivitasnya sangat rendah dan eksposur pasien prohibitively besar akan terjadi jika appraoch ini diimplementasikan sendiri. Oleh karena itu, hampir semua pemeriksaan radiografi konvensional mengharuskan gambar dikonversi menjadi cahaya dengan layar mengintensifkan sebelum direkam oleh film.
Kami akan mempertimbangkan fitur relevan dari kedua Layar Intensifikasi dan X-ray film di bawah ini.

Fluoresensi
Kita telah melihat sebelumnya bahwa pendaran mengacu pada dirangsang (oleh cahaya, radiasi pengion, reaksi kimia dll) emisi cahaya oleh bahan-bahan tertentu. Jika lampu dipancarkan seketika, yaitu dalam waktu 10 nanodetik, fenomena ini disebut fluoresensi. Jika emisi agak tertunda, itu disebut pendar. Lebih khusus, di radiologi, fluoresensi adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan kemampuan fosfor anorganik tertentu untuk memancarkan cahaya saat gembira dengan sinar-X.
Sampai awal 1970-an fosfor satunya catatan adalah kalsium tungstat (CaWO 4), tetapi sejak itu kebanyakan jarang-bumi fosfor dengan peningkatan efisiensi telah muncul di tempat kejadian. Tidak peduli apa jenis bahan fosfor yang digunakan, konversi dari sejumlah relatif kecil dari foton sinar-X energi tinggi untuk sejumlah besar foton cahaya dengan energi yang rendah adalah karena terutama untuk penyerapan sinar-X melalui efek fotolistrik pada tinggi Z komponen fosfor.
Insiden foton sinar-X diserap baik total atau sebagian dalam lapisan fosfor. Energi yang diserap ditransfer ke elektron yang pada gilirannya deposit energi mereka dengan ionisasi dan eksitasi. Energi ditambahkan ke atom fosfor menimbulkan elektron atom untuk keadaan tereksitasi. Sebagian besar energi ditambahkan kemudian hilang sebagai panas tetapi fraksi (5% - 20%) yang dipancarkan sebagai radiasi elektromagnetik dalam panjang gelombang terlihat terlihat atau dekat dan inilah radiasi yang digunakan dalam produksi dari gambar laten pada X -ray film.

Mengintensifkan Screens
Penggunaan layar mengintensifkan memiliki tiga manfaat utama:
    • Pengurangan dosis pasien
    • Pengurangan loading tabung dan generator dan
    • Pengurangan artefak gerak pasien.
Namun, ada satu kelemahan yang kadang-kadang relevan dengan radiologi yaitu bahwa kejelasan gambar terdegradasi dibandingkan dengan film langsung terkena.
Gambar 1 memberikan skematis dari layar khas. Lapisan pelindung tipis memberikan perlindungan bagi fosfor dan dengan mudah dapat dibersihkan. Pada beberapa layar, lapisan mencerminkan tidak termasuk. Dalam situasi yang khas, dua layar yang digunakan, satu di kedua sisi film emulsi ganda Untuk mengimbangi penyerapan beberapa sinar-X oleh layar depan, layar belakang mungkin lebih tebal dari layar depan.



Gambar 1: Cross-bagian layar mengintensifkan khas. 1 mikron = 1 mm.
Emisi isotropik dan hamburan foton cahaya dalam hasil fosfor dalam difusi lateral pulsa kilau sebelum lolos layar. Hal ini menyebabkan kehilangan resolusi atau ketajaman dan menjadi semakin penting sebagai ketebalan layar meningkat. Hal ini dapat dikompensasikan dengan menggunakan pewarna menyerap cahaya pada layar yang istimewa akan menyerap foton yang melakukan perjalanan jarak terbesar.

RARE EARTH Screens
Kita telah mencatat bahwa interaksi sinar-X diagnostik dengan layar terjadi terutama melalui efek fotolistrik. Oleh karena itu kita dapat mengatakan bahwa kita perlu fosfor kita untuk memiliki K-tepi tepat disesuaikan dengan sinar-X energi foton. Lebih eksplisit, ini berarti bahwa kita ingin fosfor yang K-tepi adalah antara 25 dan 50 keV.
Anda mungkin ingat bahwa probabilitas efek fotolistrik interaksi adalah maksimum pada energi tepat di atas tepi K-. J melihat Gambar 2 menetapkan bahwa Gd 2 O 2 S memiliki keuntungan yang signifikan atas tungstat kalsium untuk energi foton antara 50 dan 70 keV. Hal yang sama berlaku lainnya jarang-bumi layar tipe seperti BaSrSO 4 pada tingkat sedikit lebih rendah. Hal ini juga berguna untuk dicatat bahwa Gd berbasis layar fosfor lebih baik dibuang ke deteksi radiasi primer dari radiasi scatter sebagai proporsi yang lebih besar dari spektrum utama adalah di atas tepi K-Gd daripada spektrum pencar.



Gambar 2: Layar Penyerapan Perkiraan sebagai Fungsi Energi Foton untuk pasang CaWO 4, Gd 2 O 2 S dan 4 BaSrSO layar. Spektrum dari sebuah tabung sinar-X dioperasikan pada 80 kVp dengan 12,5 cm Perspex sebagai hantu juga digambarkan.
Sebagian besar fosfor anorganik (kalsium tungstat adalah pengecualian) tidak memancarkan cahaya efisien kecuali didoping dengan sejumlah kecil aktivator. Sebagai contoh, aktivator dalam tanah jarang oxysulphides adalah TB (Tb). Konsentrasi aktivator tidak hanya mempengaruhi jumlah cahaya yang dipancarkan, tetapi emisi spektral juga. Ini dapat digunakan untuk keuntungan untuk mencapai pencocokan yang lebih baik spektral antara fosfor dan respon film. Tentu saja, penggunaan aktivator ini adalah alasan untuk efisiensi konversi secara substansial peningkatan rare-earth layar dibandingkan dengan layar kalsium tungstat tua.

X-RAY FILM
Media rekaman utama yang digunakan dalam radiologi adalah X-ray film - meskipun situasi berubah dengan pengenalan teknologi baru dalam beberapa tahun terakhir. Film ini bisa terkena oleh tindakan langsung dari X-ray, tapi lebih umum energi sinar-X diubah menjadi cahaya oleh layar mengintensifkan dan cahaya ini digunakan untuk mengekspos film, seperti dijelaskan di atas. Struktur dasar dari film ini diuraikan dalam Gambar 3 di bawah.


Gambar 3: Cross-bagian melalui film emulsi ganda
Ini film dasar memberikan kekuatan struktural untuk film. Namun, dasar harus fleksibel untuk kemudahan pengolahan, pada dasarnya transparan terhadap cahaya dan dimensi stabil sepanjang waktu. Bahan dasar awal yang kaca dan nitrat selulosa, tetapi baru-baru selulosa triasetat dan polyester telah diadopsi. Sebuah lapisan tipis perekat ini kemudian diterapkan ke dasar dan ini mengikat lapisan emulsi. Menutupi emulsi adalah supercoat tipis yang berfungsi untuk melindungi emulsi dari kerusakan mekanis.
Dua bahan yang paling penting dari emulsi fotografi adalah gelatin dan halida perak. Dengan sebagian besar film sinar-X emulsi dilapisi pada kedua sisi film tersebut tetapi ketebalannya bervariasi dengan sifat dan jenis film, tetapi biasanya tidak lebih tebal dari 10 mm. Fotografi gelatin terbuat dari tulang dan sangat ideal sebagai media suspensi dalam mencegah penggumpalan butir. Selain itu, bahan kimia pengolahan gelatin dapat menembus dengan cepat tanpa menghancurkan kekuatan atau permanen.
Perak halida adalah bahan peka cahaya dalam emulsi. Dalam film X-ray, sensitivitas meningkat dengan memiliki campuran antara 1% dan 10% perak iodida dan bromida 90-99% perak. Dalam emulsi perak halida fotografi ditangguhkan dalam gelatin sebagai kristal kecil (disebut biji-bijian). Ukuran butir rata-rata mungkin satu sampai 2,3 mm dengan diameter sampai satu miliar ion perak per butir dan miliaran butir per ml emulsi. Dalam bentuk murni kristal perak halida memiliki sensitivitas rendah fotografi. Emulsi peka dengan pemanasan di bawah kondisi yang dikontrol dengan sulfur yang mengandung zat pereduksi. Hal ini menyebabkan produksi perak sulfida pada sebuah situs pada permukaan kristal disebut sebagai titik sensitivitas. Ini adalah titik sensitivitas yang memerangkap elektron untuk memulai pembentukan pusat gambar laten.
Bromida perak adalah berwarna krem dan menyerap sinar ultraviolet dan biru, tetapi memantulkan cahaya hijau dan merah. Secara historis, ini adalah baik karena emisi prinsip dari layar tungstat kalsium cahaya biru. Film untuk fotografi gambar intensifier gambar dan film untuk digunakan dengan layar tanah jarang perlu memiliki kepekaan spektral mereka diperluas untuk mencakup panjang gelombang lagi dikaitkan dengan emisi dari layar. Hal ini dicapai dengan penambahan pewarna yang cocok. Jadi, kita memiliki film orthochromatic hijau dan film pankromatik sensitif merah sensitif.

PENGOLAHAN FILM
Pemrosesan film adalah proses multi-tahap yang melibatkan pengembangan, memperbaiki, mencuci dan pengisian ( Gambar 4 ). Dalam perkembangannya, butir terkena preferentially direduksi menjadi perak metalik hitam. Dalam memperbaiki terpajan tersisa butir dilarutkan sehingga mereka dapat dihapus dari emulsi dengan mencuci. Pengisian memastikan bahwa keseimbangan kimia dipertahankan dengan penggunaan solusi pengolahan.




Gambar 4: Skema dari prosesor film yang otomatis, yang menunjukkan jalur diikuti oleh film seperti yang dipandu oleh mekanisme rol melalui solusi pengolahan.
FOTOGRAFI KARAKTERISTIK X-RAY FILM
Ketika sinar X-ray melewati jaringan tubuh, fraksi variabel balok akan diserap, tergantung pada komposisi dan ketebalan dari jaringan dan kualitas (kVp & filtrasi) dari balok. Besarnya variasi dalam intensitas adalah mekanisme dimana sinar X-ray berasal dari pasien menghasilkan informasi diagnostik. Isi informasi dari gambar sinar-X harus diubah menjadi gambar terlihat pada film sinar-X dengan kehilangan informasi minimal.
Pada radiografi umum, gambar X-ray pertama dikonversi ke gambar cahaya menggunakan layar meningkat, yang pada gilirannya menghasilkan pola yang terlihat dari perak hitam metalik pada film sinar-X. Pada akhirnya, tingkat menghitamkan berkaitan dengan intensitas radiasi mencapai layar mengintensifkan. Jumlah kegelapan pada film disebut densitas optik, D, yang didefinisikan dalam Gambar 5 . Sebagai contoh, jika 100 foton cahaya insiden pada film dan hanya satu yang ditransmisikan kepadatan film yang akan log 10 (100) atau 2. Berguna kepadatan dalam rentang radiologi diagnostik dari sekitar 0,2 sampai sekitar 2,5. Kepadatan tinggi berarti film hitam.



Gambar 5: Definisi densitas optik, D.
Jika hubungan antara logaritma dari paparan radiasi dan densitas optik diplot kita memperoleh kurva yang dikenal sebagai Curve Karakteristik. Untuk film terpapar dengan layar mengintensifkan, kurva ini pada dasarnya adalah sigmoidal dalam bentuk ( Gambar 6 ). Hal ini ditandai dengan:
    • jari kaki atau wilayah dari gradien rendah pada eksposur rendah,
    • daerah peningkatan kepadatan relatif curam untuk meningkatkan eksposur minimal, dan
    • daerah yang relatif datar ketiga disebut bahu pada eksposur tinggi.
Bagian penting dari kurva diagnosa adalah wilayah sekitar linier antara kaki dan bahu di mana kerapatan sebanding dengan logaritma dari eksposur.


Gambar 6: Kurva Karakteristik film sinar-X.
Isi informasi yang dihasilkan dari radiograf timbul dari perbedaan dalam kepadatan film, yang kita dapat mendefinisikan sebagai kontras radiografi. Kontras radiografik tergantung pada kontras dan kontras subjek film. Untuk saat ini Anda harus ingat bahwa kontras subjek tergantung pada atenuasi diferensial dari fluks sinar-X saat melewati pasien dan dipengaruhi oleh ketebalan, kepadatan dan nomor atom dari bagian disinari subjek, kVp itu, kehadiran media kontras dan radiasi tersebar. Sebagai contoh, relatif sedikit foton sinar-X melewati tulang dibandingkan dengan jaringan lunak tetapi perawatan harus diambil dalam memilih kVp benar untuk menghasilkan gambar sinar-X dari isi informasi yang tinggi untuk film layar-untuk merekam. Artinya, kVp pengaruh besarnya kontras subjek.
Film kontras tergantung pada empat faktor:
    • kurva karakteristik film,
    • kepadatan film,
    • penggunaan layar mengintensifkan atau paparan langsung dan
    • pengolahan film.
Kemiringan dari bagian garis lurus dari kurva karakteristik memberitahu kita seberapa banyak perubahan dalam kepadatan film akan terjadi sebagai perubahan eksposur. Kemiringan atau gradien kurva dapat diukur dan gradien maksimum disebut gamma film, yang memberitahu kita seberapa baik film ini akan memperkuat kontras subjek.
X-ray film akan kabut perlahan-lahan dengan waktu, tergantung sejauh nyata pada seberapa baik disimpan. Fogging ini, bersama dengan kepadatan optik dari film dasar, akan menghasilkan kepadatan rendah di bagian ujung Kurva Karakteristik.
Daerah bahu kurva menunjukkan over exposure.