Khazanah Radiografer, suatu blogger yang berisi materi-materi yang mengakomodir profesi radiografer. Materi-materi tentang radiofotografi, teknik radiologi, proteksi radiasi dan sebagainya yang berhubungan dengan radiologi itu sendiri.
Khazanah Radiografer: Imaging Plate Pada CR (Computed Radiography)
Khazanah Radiografer: Imaging Plate Pada CR (Computed Radiography): 1. Pengertian Imaging Plate (IP) merupakan lembaran yang dapat menangkap dan menyimpan sinar-X, terdiri dari lapisan fosfor dan lapisan...
Imaging Plate Pada CR (Computed Radiography)
1. Pengertian
Gambar 1 : Lapisan pada Imaging Plate : a. Lapisan pelindung; b. Lapisan fosfor; c. Lapisan penyokong; d. Lapisan konduktor; e. Lapisan pelindung cahaya
Imaging Plate
(IP) merupakan lembaran yang dapat menangkap dan menyimpan sinar-X,
terdiri dari lapisan fosfor dan lapisan pendukung. IP digunakan dengan
cara recording dibaca oleh sinar laser dan dihapus untuk
dipakai kembali. Dalam penggunaannya IP berada di dalam kaset datar
dengan berbagai ukuran (http://www.soredex.com).
2. Lapisan
Lapisan IP terdiri dari :
a Lapisan Pelindung
Lapisan ini berfungsi untuk melindungi IP dari benturan (Ballinger, 2003), kerusakan saat proses handling dan transfer seperti goresan, kontraksi, pecah akibat temperatur dan kelembaban (http://www.soredex.com).
b Lapisan Fosfor
Lapisan yang paling aktif dalam IP. Lapisan fosfor IP adalah lapisan kristal Europium-doped Barium Fluorohalide (BaFX;Eu2+) atau Photostimulable Phospor. Saat menumbuk kristal ini, BaFX;Eu2+
berubah menjadi bentuk semistabil. Distribusi molekul semistabil ini
membentuk gambar laten (Ballinger, 2003). Standar resolusi spatial dari
IP kira-kira 2,5 lp/mm yang terdiri dari 150 nm lapisan BaFX;Eu2+ (Greene, 1992).
c Lapisan Penyokong
Lapisan penyokong adalah lapisan dasar yang melapisi lapisan lain yang terbuat dari poliester (Ballinger, 2003).
d Lapisan Konduktor
Lapisan konduktor
berfungsi mengeliminasi masalah-masalah elektrostatik dan menyerap
cahaya untuk meningkatkan ketajaman (Ballinger, 2003).
e Lapisan Pelindung Cahaya
Lapisan ini berfungsi
untuk mencegah cahaya masuk saat proses penghapusan data dari IP,
kebocoran, dan menurunkan resolusi spasial (Ballinger, 2003).

3. Peran Imaging Plate dan Kaset CR
IP mempunyai peran yang sama seperti intensifying screen
dan ditempatkan pada kaset yang mirip dengan kaset radiografi
konvensional. Sensitifitas IP kira-kira sama dengan kombinasi
film-screen yang memiliki speed 200 (Bushong, 2001).
Pada proses loading dan unloading IP, pada CR reader
harus diminyaki dan dibersihkan dengan rutin. IP harus dijaga dari
kotoran dan debu untuk menghindari artefak pada gambar akhir yang dapat
mengganggu gambaran patologi. IP harus diperiksa dari kerutan atau
retakan setiap bulannya. Karena goresan, kerutan atau retakan dapat
menyebabkan artefak pada gambar yang dapat menimbulkan gambaran seperti
patologi, misalnya gambaran fraktur maupun pnemothorak (Papp, 2006).
Kaset terdiri dari bingkai yang terbuat dari Aluminium atau baja dan dilengkapi tube side
dari serat karbon. Bagian belakang kaset merupakan lapisan tipis dari
timah hitam untuk menyerap radiasi hambur. Fungsi utama dari kaset
adalah untuk melindungi IP, bukan untuk mengontrol cahaya. Label barcode
terdiri dari angka-angka yang menunjukkan identitas kaset, yang
memudahkan untuk mencocokan tiap kaset dengan identitas pasien dan
pemeriksaan serta informasi positioning (Ballinger, 2003).
Gambar 2 : Imaging Plate dan kaset CR
Imaging Plate Reader Pada CR (Computed Radiography)
Imaging Plate Reader (IP Reader) adalah komponen penting lain dari control akuisisi gambar. IP Reader mengubah continuous analog information (gambaran laten) pada IP menjadi format digital (Ballinger, 2003).
Gambar IP Reader “Digora PCT Scanner Soredex” (http://www.soredex.com)
Pembacaan gambar laten yang tersimpan
dalam IP dilakukan oleh laser optoelectronik helium neon (He-Ne), 632,8
nm yang terdapat dalam IP reader (Greene, 1992). Kecepatan eksposi laser sekitar 14
mikrosekon per pixel (10 pixel/mm), sehingga waktu total untuk scan
gambar adalah 1 menit. Emisi cahaya (309 nm) dari IP dikumpulkan optic fiber dan ditransfer ke photo multiplier tube (PMT) (Huang, 1999), yang sensitive terhadap cahaya biru (Carlton, 2001).
PMT mengubah cahaya tampak ke dalam
bentuk sinyal analog. Sinyal analog tersebut diubah dalam bentuk digital
sebelum ditampilkan di komputer oleh Analog Digital Converter (ADC)
(Carlton, 2001).
Gambar laten yang tersimpan dalam IP
dapat disimpan dalam waktu yang agak lama setelah dieksposi. Emisi
cahaya dari gambar laten menurun sebanyak 25% setelah 8 jam. Setelah IP
discan untuk memperoleh gambar, maka gambar laten dapat dihapus dengan
mengeksposi IP dengan cahaya tampak dalam jumlah yang besar untuk
penggunaan selanjutnya. Untuk meminimalisasi fenomena noise, IP harus
segera dihapus setelah dieksposi (Greene, 1992).
Sistem Pengolahan Citra Pada CR (Computed Radiography)
1. Pembacaan Bayangan Pada Imaging Plate (IP)
IP dieksposi dengan
sinar-X, maka akan menghasilkan gambar laten pada IP. IP yang telah
dieksposi ini dimasukkan dalam slot pada IP reader device yang
akan memindahkan IP. IP kemudian discan dengan helium-neon laser (emisi
cahaya merah dengan panjang gelombang 633 nm) sehingga kristal pada IP
menghasilkan cahaya biru-violet (panjang gelombang 390-400 nm). Cahaya
ini kemudian dideteksi oleh photosensor dan dikirim melalui analog digital converter (ADC) ke komputer untuk diproses. Setelah gambar diperoleh, IP ditransfer ke bagian lain dari IP reader device untuk menghapus sisa-sisa gambar agar IP dapat digunakan kembali (Papp, 2006).
Gambar 1 : Proses pembacaan gambar di dalam IP reader
2. Tampilan Gambar Pada Computed Radiography (CR)
Tampilan citra pada
dasarnya merupakan hasil respon frekuensi spasial dan proses gradasi.
Respon frekuensi spasial mengontrol kontras antara dua struktur pada
densitas yang berbeda. Proses gradasi mengontrol range densitas yang
digunakan untuk menampilkan struktur pada gambar, ini sama dengan windows setting yang digunakan pada tampilan Computed Tomography (CT Scan). Dua karakteristik yang berbeda, kontras dan densitas dioptimalkan dengan digital image processor untuk bagian anatomi spesifik yang dipelajari (Ballinger, 2003).
Jika gambar ditampilkan
dalam monitor, maka karakteristik gambar dapat diatur (dimagnifikasi,
dirotasi, dibalik) oleh pengguna untuk mendapat hasil yang terbaik
(Ballinger, 2003). Fungsi ini dilakukan oleh komponen yang disebut workstation. Workstation terdiri dari konsul komputer di mana gambar dapat dimanipulasi setelah data dimasukkan dalam memori komputer. Fungsi workstation antara lain (Papp, 2006) :
a. Meningkatkan gradasi atau kontras gambar.
b. Meningkatkan frekuensi spasial (recorded detail). Pengaturan ini dapat meningkatkan resolusi spasial atas meningkatnya noise dan artefak.
c. Mengeliminasi pixel-pexel hitam dan putih yang memiliki kontribusi kecil terhadap informasi diagnostik.
d. Subtraksi gambar dengan menghapus struktur tulang atau mengurangi efek hamburan untuk meningkatkan kontras gambar.
e. Magnifikasi gambar.
f. Menampakkan daerah Region of Intereset (ROI).
g. Sebagai analisa statistik, yang menghitung area permukaan dan mengestimasi volume atau mengubah densitas gambar.
h. Subtraksi energi
pada radiografi thoraks dengan mengurangi struktur tulang untuk
mendapatkan gambaran paru dan jaringan lunak.
Karena gambar CR dalam
bentuk digital, maka gambar primer yang dihasilkan dapat dimanipulasi
untuk menekan fitur-fitur yang bervariasi untuk menampakkan struktur
yang lebih spesifik. Gambar yang ditampilkan atau dicetak sedapat
mungkin sesuai dengan ukuran yang sebenarnya (Greene, 1992).
3. Pencetakan Gambar
Ada beberapa istilah untuk menyebutkan alat ini, antara lain laser imager, film processor, image recorder, dan laser printer. Merupakan alat pengolah gambar dan memprosesnya di atas film. Laser printer dilengkapi dengan multi formater main features yang
memungkinkan untuk memformat gambar dan mengolah gambar lebih tajam dan
fungsi-fungsi yang terus berkembang. Dapat juga mengolah radiograf
dengan kecepatan tinggi dan kualitas yang bagus serta stabil (http://www.soredex.com).
Film yang digunakan adalah photothermographic yang tidak menggunakan butiran perak halida, namun butiran perak behenate (AgC22H43O2). Film yang telah dieksposi kemudian discan dengan laser. Setelah dilaser, film dipanaskan pada temperatur 1200 C selama 24 detik untuk memproses gambar (Papp, 2006).
Gambar 2 : Laser Printer Dry Pix 7000 Fuji (http://www.fujifilm.com)
Referensi :
- Ballinger, Philip W. dan Eugene D. Frank. 2003. Merrill’s Atlas of Radiographic Positions and Radiologic Prosedures, Tenth Edition, Volume Three. Saint Louis : Mosby.
- Bushong, Steward C. 2001. Radiologic Science for Technologists, Physics, Biology and Protection. Saint Louis : Mosby.
- Carlton, Richard R. dan Arlene M. Adler. 2001. Principles of Radiographic Imaging : An Art and Science. USA: Thomson Learning.
- Greene, E. Reginald dan Jorg Wilhelm Oestmann. 1992. Computed Digital Radiography in Clinical Practice. New York : Thieme Medical Publishers.
- http://www.soredex.com
- Papp, Jeffrey. 2006. Quality Management in The Imaging Science, Thrid Edition. Saint Louis : Mosby.
Khazanah Radiografer: Pengantar Radiologi
Khazanah Radiografer: Pengantar Radiologi: Radiologi adalah cabang atau spesialisasi k...
Khazanah Radiografer: Dasar-Dasar Pesawat Panoramik
Khazanah Radiografer: Dasar-Dasar Pesawat Panoramik: 1. Pengertian Istilah Panoramik (Langland, 1989) Pengertian panoramik biasanya disebut juga Orthopantomografi atau Rotografi. Secara...
Pengantar Radiologi
Radiologi
adalah cabang atau spesialisasi kedokteran yang berhubungan dengan
studi dan penerapan teknologi pencitraan seperti x-ray dan radiasi untuk
mendiagnosa dan mengobati penyakit.
Ahli radiologi langsung sebuah array dari teknologi pencitraan (seperti USG, computed tomography (CT), kedokteran nuklir, tomografi emisi positron (PET) dan pencitraan resonansi magnetik (MRI)) untuk mendiagnosa atau mengobati penyakit. Radiologi intervensi adalah kinerja (biasanya minimal invasif) prosedur medis dengan bimbingan teknologi pencitraan. Akuisisi pencitraan medis biasanya dilakukan oleh ahli radiografi atau teknolog radiologis.
Modalitas pencitraan berikut digunakan dalam bidang radiologi diagnostik:
Radiografi polos adalah modalitas pencitraan hanya tersedia selama 50 tahun pertama radiologi. Hal ini masih studi pertama memerintahkan dalam evaluasi paru-paru, jantung dan tulang karena lebar kecepatan, ketersediaan dan biaya relatif rendah.
Yang komersial pertama CT scanner ditemukan oleh Sir Godfrey Hounsfield di EMI Pusat Penelitian Labs, Inggris pada tahun 1972. EMI memiliki hak distribusi ke The Beatles musik dan itu keuntungan mereka yang mendanai penelitian. Sir Hounsfield dan Alan McLeod McCormick berbagi Penghargaan Nobel untuk Kedokteran pada tahun 1979 untuk penemuan CT scan. CT scanner yang pertama di Amerika Utara dipasang di Klinik Mayo di Rochester, MN pada tahun 1972.
Karena USG tidak menggunakan radiasi pengion, tidak seperti radiografi, CT scan, dan teknik kedokteran nuklir imaging, umumnya dianggap lebih aman. Untuk alasan ini, modalitas ini memainkan peran penting dalam pencitraan kandungan. Anatomi perkembangan janin dapat dievaluasi secara menyeluruh memungkinkan diagnosis dini banyak anomali janin. Pertumbuhan dapat dinilai dari waktu ke waktu, penting pada pasien dengan penyakit kronis atau kehamilan akibat penyakit, dan pada kehamilan multipel (kembar, kembar tiga dll). Warna-Flow Doppler USG mengukur keparahan penyakit pembuluh darah perifer dan digunakan oleh Kardiologi untuk evaluasi dinamis jantung, katup jantung dan pembuluh besar. Stenosis dari arteri karotid bisa pertanda infark otak (stroke). DVT pada kaki dapat ditemukan melalui USG sebelum terhalau dan perjalanan ke paru-paru (emboli paru), yang bisa berakibat fatal jika tidak diobati. USG berguna untuk gambar-dipandu intervensi seperti biopsi dan drainase seperti Thoracentesis). Kecil perangkat ultrasound portabel sekarang ganti peritoneal lavage di triage korban trauma dengan langsung menilai keberadaan perdarahan di peritoneum dan integritas jeroan utama termasuk limpa, hati dan ginjal. Hemoperitoneum ekstensif (perdarahan di dalam rongga tubuh) atau cedera pada organ utama mungkin memerlukan eksplorasi bedah muncul dan perbaikan.
Salah satu kelemahan adalah bahwa pasien harus terus diam selama jangka waktu yang lama dalam ruang, bising sempit sedangkan imaging dilakukan. Claustrophobia cukup parah untuk mengakhiri ujian MRI dilaporkan dalam sampai 5% pasien. Perbaikan terbaru dalam desain magnet, termasuk bidang magnet yang lebih kuat (3 teslas), ujian kali memperpendek, lebih luas, membosankan magnet lebih pendek dan desain magnet lebih terbuka, telah membawa beberapa bantuan untuk pasien sesak napas. Namun, dalam kekuatan medan magnet yang sama sering ada trade-off antara kualitas gambar dan desain terbuka. MRI memiliki manfaat besar dalam pencitraan otak, tulang belakang, dan sistem muskuloskeletal. Modalitas saat ini kontraindikasi untuk pasien dengan alat pacu jantung, implan koklea, beberapa pompa obat berdiamnya, jenis tertentu dari klip aneurisma serebral, fragmen logam di mata dan beberapa perangkat keras metalik karena medan magnet kuat dan kuat sinyal radio berfluktuasi tubuh terkena . Wilayah kemajuan potensial termasuk pencitraan fungsional, MRI jantung, serta MR terapi gambar dipandu.
PET, (positron emission tomography), pemindaian juga berada di bawah "kedokteran nuklir." Dalam PET scan, zat biologis aktif radioaktif, paling sering Fluorin-18 fluorodeoxyglucose, disuntikkan ke pasien dan radiasi yang dipancarkan oleh pasien terdeteksi untuk menghasilkan multi-planar gambar tubuh. Jaringan lebih aktif metabolisme, seperti kanker, zat aktif berkonsentrasi lebih dari jaringan normal. PET gambar dapat dikombinasikan dengan gambar CT untuk meningkatkan akurasi diagnostik.
Aplikasi kedokteran nuklir dapat mencakup pemindaian tulang yang secara tradisional memiliki peran yang kuat dalam work-up/staging kanker. Pencitraan perfusi miokard adalah ujian penyaringan sensitif dan spesifik untuk iskemia miokard reversibel. Molekuler Imaging adalah perbatasan yang baru dan menarik dalam bidang ini.
Ahli radiologi langsung sebuah array dari teknologi pencitraan (seperti USG, computed tomography (CT), kedokteran nuklir, tomografi emisi positron (PET) dan pencitraan resonansi magnetik (MRI)) untuk mendiagnosa atau mengobati penyakit. Radiologi intervensi adalah kinerja (biasanya minimal invasif) prosedur medis dengan bimbingan teknologi pencitraan. Akuisisi pencitraan medis biasanya dilakukan oleh ahli radiografi atau teknolog radiologis.
Modalitas pencitraan berikut digunakan dalam bidang radiologi diagnostik:
Proyeksi (polos) radiografi
Radiografi (atau Roentgenographs, dinamai penemu sinar-X, Wilhelm Conrad Röntgen) yang diproduksi oleh transmisi X-Rays melalui pasien ke perangkat menangkap kemudian diubah menjadi gambar untuk diagnosis. Pencitraan asli dan masih sering memproduksi film diresapi perak. Dalam Film - Layar radiografi tabung x-ray menghasilkan sinar x-ray yang bertujuan untuk pasien. X-sinar yang melewati pasien disaring untuk mengurangi tersebar dan kebisingan dan kemudian menyerang sebuah film yang belum dikembangkan, memegang erat-erat ke layar fosfor memancarkan cahaya dalam sebuah kaset cahaya-ketat. Film ini kemudian dikembangkan kimia dan gambar muncul di film. Sekarang menggantikan Film radiografi-Screen Digital Radiografi, DR, di mana x-ray mogok sepiring sensor yang kemudian mengubah sinyal yang dihasilkan menjadi informasi digital dan sebuah gambar pada layar komputer.Radiografi polos adalah modalitas pencitraan hanya tersedia selama 50 tahun pertama radiologi. Hal ini masih studi pertama memerintahkan dalam evaluasi paru-paru, jantung dan tulang karena lebar kecepatan, ketersediaan dan biaya relatif rendah.
Fluoroskopi
Fluoroskopi dan angiografi adalah aplikasi khusus pencitraan X-ray, di mana layar fluorescent dan intensifier gambar tabung dihubungkan ke sistem televisi sirkuit tertutup. Hal ini memungkinkan real-time pencitraan struktur dalam gerakan atau ditambah dengan agen radiocontrast. Agen radiocontrast yang diberikan, sering ditelan atau disuntikkan ke tubuh pasien, untuk menggambarkan anatomi dan fungsi pembuluh darah, sistem Genitourinary atau saluran pencernaan. Dua radiocontrasts saat ini digunakan. Barium (sebagai Baso 4) dapat diberikan secara lisan atau dubur untuk evaluasi dari saluran GI. Yodium, dalam bentuk kepemilikan beberapa, dapat diberikan melalui oral, rektal, rute intraarterial atau intravena. Para agen radiocontrast kuat menyerap atau menyebarkan radiasi sinar-X, dan dalam hubungannya dengan pencitraan real-time memungkinkan demonstrasi proses dinamis, seperti peristaltik di saluran pencernaan atau aliran darah dalam arteri dan vena. Yodium kontras mungkin juga terkonsentrasi di daerah abnormal lebih atau kurang dari pada jaringan normal dan membuat kelainan (tumor, kista, radang) lebih mencolok. Selain itu, dalam keadaan tertentu udara dapat digunakan sebagai agen kontras untuk sistem pencernaan dan karbon dioksida dapat digunakan sebagai agen kontras dalam sistem vena, dalam kasus ini, agen kontras melemahkan radiasi sinar-X kurang dari jaringan sekitarnya .CT scan
Pencitraan CT menggunakan X-ray dalam hubungannya dengan algoritma komputasi untuk citra tubuh. Dalam CT, sebuah tabung sinar-X menghasilkan berlawanan detektor sinar-X (atau detektor) dalam alat berbentuk cincin berputar di sekitar pasien menghasilkan sebuah komputer yang dihasilkan penampang gambar (tomogram). CT diperoleh pada bidang aksial, sedangkan gambar koronal dan sagital dapat diberikan oleh rekonstruksi komputer. Agen radiocontrast sering digunakan dengan CT untuk deliniasi ditingkatkan anatomi. Meskipun radiografi memberikan resolusi spasial lebih tinggi, CT dapat mendeteksi variasi lebih halus dalam redaman sinar-X. CT menghadapkan pasien untuk radiasi pengion lebih dari sebuah radiograf. Spiral Multi-detektor CT menggunakan detektor 8,16 atau 64 selama terus bergerak pasien melalui berkas radiasi untuk mendapatkan gambar yang lebih halus banyak detail dalam waktu yang lebih pendek ujian. Dengan administrasi yang cepat kontras IV selama CT scan gambar-gambar detail halus dapat direkonstruksi menjadi gambar 3D arteri karotis, otak dan koroner, CTA, CT angiografi. CT scan telah menjadi uji pilihan dalam mendiagnosis beberapa kondisi mendesak dan muncul seperti pendarahan otak, emboli paru (penyumbatan dalam arteri paru-paru), diseksi aorta (robeknya dinding aorta), radang usus buntu, divertikulitis, dan batu ginjal menghalangi . Melanjutkan perbaikan dalam teknologi CT termasuk kali pemindaian lebih cepat dan resolusi ditingkatkan telah secara dramatis meningkatkan keakuratan dan kegunaan CT scan dan akibatnya meningkatkan pemanfaatan dalam diagnosis medis.Yang komersial pertama CT scanner ditemukan oleh Sir Godfrey Hounsfield di EMI Pusat Penelitian Labs, Inggris pada tahun 1972. EMI memiliki hak distribusi ke The Beatles musik dan itu keuntungan mereka yang mendanai penelitian. Sir Hounsfield dan Alan McLeod McCormick berbagi Penghargaan Nobel untuk Kedokteran pada tahun 1979 untuk penemuan CT scan. CT scanner yang pertama di Amerika Utara dipasang di Klinik Mayo di Rochester, MN pada tahun 1972.
USG
Medis ultrasonografi menggunakan USG (frekuensi tinggi gelombang suara) untuk memvisualisasikan struktur jaringan lunak dalam tubuh secara real time. Tidak ada radiasi pengion yang terlibat, tetapi kualitas gambar yang diperoleh dengan menggunakan USG sangat tergantung pada keterampilan orang (ultrasonographer) melakukan ujian. USG juga dibatasi oleh ketidakmampuan untuk foto melalui udara (paru-paru, usus loop) atau tulang. Penggunaan USG dalam pencitraan medis telah mengembangkan sebagian besar dalam 30 tahun terakhir. Gambar USG pertama statis dan dua dimensi (2D), tapi dengan zaman modern rekonstruksi 3D ultrasonografi dapat diamati secara real-time; efektif menjadi 4D.Karena USG tidak menggunakan radiasi pengion, tidak seperti radiografi, CT scan, dan teknik kedokteran nuklir imaging, umumnya dianggap lebih aman. Untuk alasan ini, modalitas ini memainkan peran penting dalam pencitraan kandungan. Anatomi perkembangan janin dapat dievaluasi secara menyeluruh memungkinkan diagnosis dini banyak anomali janin. Pertumbuhan dapat dinilai dari waktu ke waktu, penting pada pasien dengan penyakit kronis atau kehamilan akibat penyakit, dan pada kehamilan multipel (kembar, kembar tiga dll). Warna-Flow Doppler USG mengukur keparahan penyakit pembuluh darah perifer dan digunakan oleh Kardiologi untuk evaluasi dinamis jantung, katup jantung dan pembuluh besar. Stenosis dari arteri karotid bisa pertanda infark otak (stroke). DVT pada kaki dapat ditemukan melalui USG sebelum terhalau dan perjalanan ke paru-paru (emboli paru), yang bisa berakibat fatal jika tidak diobati. USG berguna untuk gambar-dipandu intervensi seperti biopsi dan drainase seperti Thoracentesis). Kecil perangkat ultrasound portabel sekarang ganti peritoneal lavage di triage korban trauma dengan langsung menilai keberadaan perdarahan di peritoneum dan integritas jeroan utama termasuk limpa, hati dan ginjal. Hemoperitoneum ekstensif (perdarahan di dalam rongga tubuh) atau cedera pada organ utama mungkin memerlukan eksplorasi bedah muncul dan perbaikan.
MRI (Magnetic Resonance Imaging)
MRI menggunakan medan magnet yang kuat untuk menyelaraskan inti atom (biasanya proton hidrogen) di dalam jaringan tubuh, kemudian menggunakan sinyal radio untuk mengganggu sumbu rotasi inti ini dan mengamati sinyal frekuensi radio yang dihasilkan sebagai inti kembali ke negara awal mereka ditambah semua sekitarnya daerah. Sinyal radio yang dikumpulkan oleh antena kecil, yang disebut gulungan, ditempatkan di dekat daerah tertentu. Keuntungan dari MRI adalah kemampuannya untuk menghasilkan gambar di aksial, koronal, sagital pesawat miring dan beberapa dengan mudah sama. MRI scan memberikan kontras jaringan lunak terbaik dari semua modalitas pencitraan. Dengan kemajuan dalam pemindaian kecepatan dan resolusi spasial, dan perbaikan dalam algoritma 3D komputer dan perangkat keras, MRI telah menjadi alat dalam radiologi muskuloskeletal dan neuroradiology.Salah satu kelemahan adalah bahwa pasien harus terus diam selama jangka waktu yang lama dalam ruang, bising sempit sedangkan imaging dilakukan. Claustrophobia cukup parah untuk mengakhiri ujian MRI dilaporkan dalam sampai 5% pasien. Perbaikan terbaru dalam desain magnet, termasuk bidang magnet yang lebih kuat (3 teslas), ujian kali memperpendek, lebih luas, membosankan magnet lebih pendek dan desain magnet lebih terbuka, telah membawa beberapa bantuan untuk pasien sesak napas. Namun, dalam kekuatan medan magnet yang sama sering ada trade-off antara kualitas gambar dan desain terbuka. MRI memiliki manfaat besar dalam pencitraan otak, tulang belakang, dan sistem muskuloskeletal. Modalitas saat ini kontraindikasi untuk pasien dengan alat pacu jantung, implan koklea, beberapa pompa obat berdiamnya, jenis tertentu dari klip aneurisma serebral, fragmen logam di mata dan beberapa perangkat keras metalik karena medan magnet kuat dan kuat sinyal radio berfluktuasi tubuh terkena . Wilayah kemajuan potensial termasuk pencitraan fungsional, MRI jantung, serta MR terapi gambar dipandu.
Kedokteran Nuklir
Pencitraan kedokteran nuklir melibatkan administrasi ke pasien radiofarmasi terdiri dari zat dengan afinitas untuk jaringan tubuh tertentu diberi label dengan perunut radioaktif. Para pelacak yang paling umum digunakan adalah Technetium-99m, Yodium-123, Iodine-131, Gallium-67 dan Thallium-201. Jantung, paru-paru, tiroid, hati, kandung empedu, dan tulang umumnya dievaluasi untuk kondisi tertentu menggunakan teknik ini. Sementara detail anatomi terbatas dalam studi ini, kedokteran nuklir ini berguna dalam menampilkan fungsi fisiologis. Fungsi ekskretoris pada ginjal, kemampuan berkonsentrasi yodium dari aliran, tiroid darah ke otot jantung, dll dapat diukur. Perangkat pencitraan utama adalah kamera gamma yang mendeteksi radiasi yang dipancarkan oleh pelacak dalam tubuh dan menampilkannya sebagai gambar. Dengan pemrosesan komputer, informasi yang dapat ditampilkan sebagai aksial, gambar koronal dan sagital (SPECT gambar, tunggal emisi photon computed tomography). Dalam perangkat yang paling modern Kedokteran Nuklir gambar dapat menyatu dengan CT scan diambil kuasi-secara bersamaan sehingga informasi fisiologis dapat dilakukan overlay atau co-terdaftar dengan struktur anatomis untuk meningkatkan akurasi diagnostik.PET, (positron emission tomography), pemindaian juga berada di bawah "kedokteran nuklir." Dalam PET scan, zat biologis aktif radioaktif, paling sering Fluorin-18 fluorodeoxyglucose, disuntikkan ke pasien dan radiasi yang dipancarkan oleh pasien terdeteksi untuk menghasilkan multi-planar gambar tubuh. Jaringan lebih aktif metabolisme, seperti kanker, zat aktif berkonsentrasi lebih dari jaringan normal. PET gambar dapat dikombinasikan dengan gambar CT untuk meningkatkan akurasi diagnostik.
Aplikasi kedokteran nuklir dapat mencakup pemindaian tulang yang secara tradisional memiliki peran yang kuat dalam work-up/staging kanker. Pencitraan perfusi miokard adalah ujian penyaringan sensitif dan spesifik untuk iskemia miokard reversibel. Molekuler Imaging adalah perbatasan yang baru dan menarik dalam bidang ini.
Dasar-Dasar Pesawat Panoramik
1. Pengertian Istilah Panoramik (Langland, 1989)
Pengertian panoramik biasanya disebut juga Orthopantomografi atau Rotografi. Secara etimologis orthopantomografi berasal dari kata :
- Ortho berasal dari bahasa Yunani yang berarti normal atau lurus.
- Pan berasal dari bahasa Inggris yang berarti menyeluruh.
- Tomos berasal dari bahasa Yunani berarti potongan atau irisan.
- Graphic berasal dari bahasa Yunani berarti gambaran atau catatan.
- Pan berasal dari bahasa Inggris yang berarti menyeluruh.
- Tomos berasal dari bahasa Yunani berarti potongan atau irisan.
- Graphic berasal dari bahasa Yunani berarti gambaran atau catatan.
Jadi dari asal kata tersebut dapat disimpulkan bahwa orthopantomografi
(OPG) berarti pemeriksaan radiologis dari gigi beserta rahangnya yang
berbentuk melengkung sehingga terlihat gambaran yang lurus dari film
dengan menggunakan prinsip tomografi.
2. Komponen Pesawat Panoramik (Whaites, 1997)
Jenis rancangan pesawat
panoramik berbeda satu dengan yang lain tetapi semua pada dasarnya
terdiri dari tiga komponen pokok, yaitu :
- Tube head sinar-X
Tube head menghasilkan berkas sinar-X yang sempit dengan penyudutan ke arah atas kira-kira 80 dari bidang horizontal.
- Kaset film dan kaset carriage (tempat kaset)
Tempat kaset terbuat perisai tembaga, dihubungkan dengan tube head sehingga
dapat bergerak saling berlawanan arah selama eksposi. Hal ini
menghasilkan pergerakan tomografi yang singkron pada bidang vertikal.
Kaset yang digunakan
adalah kaset tipis yang fleksibel atau kaset yang kaku dengan dilengkapi
screen, biasanya ukuran kaset 5 x 12 inchi atau 6 x 12 inchi (Langland,
1989).
Gambar : Kaset fleksibel panoramik berisi intensifying screen
- Peralatan untuk memposisikan pasien termasuk light beam marker
Hand grips digunakan untuk pegangan tangan pasien dan untuk mengurangi pergerakan pasien pada pesawat panoramik posisi berdiri (stand up unit). Wheel chair digunakan untuk tempat duduk pasien yang dapat diputar untuk memudahkan penataan posisi pada pesawat panoramik posisi duduk (sit down unit). Light beam marker (sinar penanda) digunakan untuk membantu memposisikan pasien jika pasien menghadap ke dinding. Bite block
digunakan untuk mengganjal gigi agar insisivus sentral atas dan bawah
pada posisi “ujung dengan ujung” sehingga dapat menghindari superposisi.
Penopang dagu digunakan untuk meletakkan dagu pasien agar tidak
bergerak (Langland, 1989).
Gambar : Pesawat panoramik XTROPAN 2000
Keterangan : A. Tube head sinar-X; B. Penyangga dan fiksasi kepala; C. Tempat kaset; D. Kontrol panel.
Prinsip kerja pesawat
panoramik menggunakan tiga pusat putaran. Hasilnya sangat memuaskan
karena dapat mengatasi masalah-masalah yang ada sebelumnya yaitu terjadi
banyak superposisi pada gigi bagian posterior. Pada pesawat ini pasien
dalam keadaan diam, sumber sinar-X dan film berputar mengelilingi
pasien, gerakan kurva film kaset berputar pada sumbunya dan bergerak
mengelilingi pasien. Sumber sinar-X dan tempat kaset bergerak bersamaan
dan berlawanan satu sama lain. Celah sempit pada tabung mengeluarkan
sinar yang menembus dagu pasien mengenai film yang berputar
berturut-turut pada tiga sumbu rotasi, satu sumbu konsentris untuk
region anterior pada rahang (tepatnya di sebelah incisivus pada region
premolar). Dan dua sumbu rotasi eksentris untuk bagian samping rahang
(tepatnya di belakang molar tiga kiri dan kanan (Langland, 1989).
Gambar : Prinsip kerja pesawat panoramik (Langland, 1989)
Referensi :
- Langland, Olaf E. 1989. Panoramic Radiology, Second Edition. Philadelphia : Lea and Febiger.
- Whaites, Eric. 1997. Essentials of Dental Radiography and Radiology, Reprinted Second Edition. New York : Churchill Livingstone.
Kriteria Radiografi Panoramik
Menurut Bontrager (2001), struktur anatomi yang harus tampak pada radiografi panoramik antara lain gigi geligi, mandibula, temporomandibular joints (TMJs), nasal fossae, sinus maksila, arkus zygomatikum, maksila, dan bagian vertebra servikal.
Mandibula tampak tanpa rotasi atau
penyudutan yang diindikasikan dengan TMJ pada bidang horisontal yang
sama pada gambaran, ramus dan gigi belakang magnifikasinya sama pada
setiap sisi gambar, gigi depan dan belakang tampak secara tajam dengan
magnifikasi yang sama. Selain itu, posisi pasien yang tepat yang
diindikasikan dengan simpisis mandibula terproyeksi secara lurus di
bawah mandibular angles, mandibula berbentuk lengkung, bidang
oklusal sejajar dengan sumbu panjang pada gambaran, gigi atas dan bawah
terletak rapi dan terpisah tanpa superposisi, vertebra servikal tampak
tanpa superposisi pada TMJ (Bontrager, 2001).
Densitas mandibula dan gigi geligi sama
dalam gambaran. Tidak ada densitas hilang yang jelas tergambar di
tengah. Tidak ada artefak yang bertumpukan pada gambaran (Bontrager,
2001).
Gambar : Struktur anatomi radiografi panoramik (Bontrager, 2001)
Keterangan : A. Fossa nasal; B. Sinus
maksila; C. Arkus zygomatik; D. Kondil; E. Mandibular notch; F. Prosesus
koronoid; G. Angle (gonion); H. Ramus; I. Bidang oklusal; J. Body; K.
Simpisis.
Bayangan anatomi normal yang tampak pada
radiografi panoramik bervariasi antara pesawat panoramik yang satu
dengan yang lain, tetapi secara umum dibagi menjadi 2 yaitu bayangan
asli atau nyata dan bayangan artefak (Whaites, 1997).
- Bayangan asli atau nyata
- Bayangan jaringan keras (hard tissue)
Yaitu gigi geligi, mandibula, maksila, hard palate, prosesus styloid, tulang hyoid, septum nasal dan konka, lingkaran orbita, dan dasar kepala.
Gambar : Bayangan hard tissues pada radiografi panoramik (Whaites, 1997)
Keterangan : A. Septum nasal; B. Tengah dan bawah turninates; C. Garis orbita; D. Hard palate; E. Permukaan antrum; F. Permukaan antrum; G. MAE; H. Prosesus styloid; I. Hyoid; J. Plastik kepala pendukung.
- Bayangan jaringan lunak
Yaitu lobus telinga, kartilago nasal, soft palate, punggung lidah, bibir, pipi, dan lipatan nasolabial.
Gambar 12. Bayangan soft tissues pada radiografi panoramik (Whaites, 1997)
Keterangan : A. Kartilago nasal; B. Lobus telinga; C. Soft palate; D. Punggung lidah; E. Orofaring; F. Lipatan nasolabial; G. Mulut.
- Bayangan udara (mulut dan orofaring).
- Bayangan artefak
Yaitu vertebra servikal, body, angle dan ramus sisi samping mandibula, serta palate.
Gambar : Bayangan artefak pada radiografi panoramik (Whaites, 1997)
Keterangan : A. Palate; B. Mandibula; C. Vertebra Servikal.
Menurut Carver (2006), kriteria untuk penilaian kualitas gambar suatu radiograf panoramik antara lain :
- Semua mandibula termasuk simpisis mental bawah dan kondilus atas tampak. Hard palate dan bagian bawah sinus maksila tampak.
- Susunan gigi tampak pada garis horison.
- Bite rod tampak di pusat antara insisivus atas dan bawah yang dipisahkan oleh bidang oklusal gigi.
- Semua gigi tampak tajam.
- Struktur servikal tampak kabur di bagian depan yang superposisi dengan bayangan insisivus. Bayangan vertebra servikal terlihat tajam di kedua sisi samping dari gambaran, terbebas dari daerah yang akan diperiksa.
- Garis tepi mandibula tampak berlanjut dan tidak terputus.
Referensi :
- Bontrager, Kenneth L. 2001. Textbook of Radiographic Positioning and Related Anatomy. Fifth Edition. Saint Louis : Mosby.
- Carver, Elizabeth dan Barry Carver. 2006. Medical Imaging, Techniques, Reflection and Evaluation. New York : Churchill Livingstone.
- Whaites, Eric. 1997. Essentials of Dental Radiography and Radiology, Reprinted Second Edition. New York : Churchill Livingstone.
POSISI METHODE JUDET UNTUK PEMERIKSAAN FRAKTUR ACETABULUM (TRAUMA PELVIS)
Pasien yang datang ke IRD
radiologi sering mengalami fraktur pada daerah acetabulum, os
ilium, sympisis pubis. Judet
method merupakan salah satu teknik radiografi yang digunakan untuk
pemeriksaan trauma pelvis. Pasien yang datang ke radiologi biasanya
mengalami multiple trauma dan setelah dilakukan pemeriksaan radiografi
konvensional biasanya dilanjutkan dengan USG FAST dan CT Abdomen dengan
kontras.
Patologi yang diperlihatkan
: Judet Method merupakan teknik radiografi untuk mengevaluasi fraktur
di daerah acetabulum dan dislokasi HIP joint. Dan dilakukan oblik kanan
dan kiri dengan titik tengah di upside (obturator view) dan downside (Iliac view) acetabulum tergantung anatomi yang akan diperlihatkan.
Faktor Teknik : Kaset
yang dipergunakan 24 x 30 cm (bontrager,2001) di Emergensi Radiologi RS
Hasan Sadikin memakai ukuran 35 x 43 cm. Memakai lysolm atau moving
grid. Proteksi radiasi sesuaikan dengan obyek yang difoto.
Posisi Pasien : Posisi Posterior Oblik
Dengan pasien semisupine, dan kepala di berikan bantal dan diposisikan side up atau down (oblik mendekati atau menjauhi obyek yang diperiksa), tergantung anatomi yang akan diperlihatkan.
Gambar 1 LPO Sentrasi di sebelah kanan Upside Acetabulum
Gambar 2. RPO Sentrasi di sebelah kanan Downside Acetabulum
Posisi pasien :
· Pasien diatur oblik posterior 45 °, kedua pelvis dan thorax diatur 45 ° dari meja pemeriksaan, diganjal dengan baji spon.( spon berbentuk baji).
· Head femur dan acetabulum diatur pada tengah meja atau kaset.
· Garis Tengah kaset secara longitudinal atau CR (central ray) setinggi head femur
Kolimasi : Kolimasi pada keempat sisi anatomi yang diperiksa
Eksposi : pada saat tahan nafas.
Gambar. 3 RPO Downside
Kriteria Radiografi :
· Struktur yang diperlihatkan : pada saat downside acetabulum (oblik mendekati obyek yang difoto), tampak sisi anterior acetabulum dan columna posterior ilioischial . Iliac wing juga tampak dengan baik .(gambar.3) Pada saat upside acetabulum (oblik menjauhi obyek yang difoto) tampak sisi posterior acetabulum dan columna anterior iliopubic . foramen obturator juga tampak .(gambar .4)
Gambar. 4 LPO Upside
· Posisi : derajat oblik sebenarnya dibuktikan oleh terbukanya dan keseragaman hip joint space pada sisi acetabulum dan head femoral. Foramen obturator seharusnya terbuka jika obliknya betul pada upside oblik. Dan tampak tertutup pada downside oblik.
Gambar . 5 RPO Downside Acetabulum
Gambar.6 LPO Upside Acetabulum
· Kolimasi dan CR : Acetabulum harus diatur ditengah pada IR
(kaset) dan pada lapangan penyinaran. Pada keempat sisi kolimasi harus
diatur pada obyek yang difoto sehingga dapat mengurangi dosis radiasi
terhadap pasien dan radiasi hambur dan dapat mengoptimalkan kontras.
· Kriteria Eksposi : Optimal eksposi harus dapat memperlihatkan batas tulang dan trabekular marking daerah head femoral dan acetabulum. Marking harus terlihat tajam dan tanpa ada indikasi pergerakan obyek.
Pustaka :
Bontrager
Kenneth L, 2001, Textbook o Radiographic Positioning and Related
Anatomy, Fifth Edition, Mosby, A Harcourt Health Company St. Louis
Philadelphia.
X Ray Film
| |||
|
Langganan:
Postingan (Atom)